Logo hopping belitung hitam

Budaya Belitung yang Melimpah, Memiliki Keunikan Tersendiri!

kebudayaan belitung Loc : Rumah Adat Belitung

 

Budaya Belitung. Belitung merupakan satu wilayah pulau yang terpisah dari wilayah kepulauan lainnya, yaitu Pulau Bangka. Dari segi geografis tersebut, tidak heran jika Pulau Belitung memiliki kekhasan sendiri dalam kebudayaannya. Selain dari pemandangan alam, kebudayaan juga merupakan salah satu atraksi wisata yang dapat menjadi tolak ukur wisatawan dalam menentukan liburan. Buat kalian yang ingin berliburan ke Belitung, jangan bingung lagi karena Belitung juga memiliki kekayaan budaya yang tak kalah menarik. Nah buat kalian yang penasaran tentang kebudayaan Belitung, yuk simak penjelasannya dibawah ini.

  1. Maras Taun

Maras Taun – berasal dari kata “Maras” yang artinya Memendekan. Sedangkan “Taun” berasal dari kata Tahun. Maras Taun diadakan setahun sekali oleh masyarakat desa di Belitung sebagai wujud rasa syukur setelah melewati musim panen padi. Maras Taun merupakan pertanggungjawaban dukun kampung kepada masyarakat. Terkadang, Maras Taun dilaksanakan dalam waktu 3 sampai 7 hari loh. Dalam rangkaian acaranya seringkali terdapat pertunjukkan tradisional seperti Tari Campak, Beripat Beregong, permainan lesung Panjang, dan yang menjadi highlight dalam perayaan Maras Taun adalah pemotongan Lepat Gede atau Lepat Besar. Yaitu sejenis makanan tradisional berupa ketan yang dibungkus didalam daun pandan yang panjangnya bisa mencapai 160 cm dengan lebar 55 cm, dengan berat bisa mencapai 200 kg loh. Di sekeliling Lepat Gede biasanya terdapat ratusan bahkan ribuan lepat kecil yang nantinya akan dibagi-bagikan ke masyarakat dan pengunjung acara tersebut. Buat kalian yang ingin menyaksikan kemeriahan maras taun bisa merencanakan liburan kalian di antara bulan April-Juni. Memilih agen travel yang tepat tentu akan memudahkan kamu untuk dapat merasakan euphoria Maras Taun untuk menjadi salah satu bagian dari liburanmu.

  1. Beripat Beregong

Beripat Beregong merupakan kesenian tradisional masyarakat Belitung yang menggunakan rotan bagi sepasang pemain sebagai senjatanya. Sebelum bermain, biasanya badan para pemain akan dilumuri dengan ramuan minyak dari dukun kampung, agar luka bekas pukulan bisa sembuh dengan cepat. Masing-masing pemain mengandalkan keahlian menangkis dan memukul lawan dengan sabetan rotan. Untuk dapat menentukan yang kalah dan yang menang, dapat diketahui melalui jumlah luka di tubuh pemain. Walau demikian, pada akhir pertunjukan tidak memunculkan rasa dendam satu dengan yang lainnya. Pertunjukan beripat dimulai dengan bunyi bunyian dari peralatan musik beregong yang dibunyikan secara serentak. Namun demikian  kesenian rakyat beripat itu tidak hanya dilakukan semalam, terkadang tujuh hari tujuh malam tergantung kondisi dari kemampuan ekonomi dan minat penyelenggaranya. Dan beripat beregong juga merupakan seni pertunjukkan yang identik dengan Maras Taun.

  1. Muang Jong

Muang Jong berarti melepaskan perahu kecil ke laut. Perahu kecil tersebut berbentuk kerangka yang didalamnya berisikan sesajian. “Ancak” yaitu rumah-rumahan juga berbentuk kerangka yang melambangkan tempat tinggal. Tradisi budaya ini secara turun-temurun dilakukan setiap tahun oleh masyarakat Suku Sawang di Kabupaten Belitung menjelang musim Tenggara, sekitar bulan Agustus atau September. Dimana angin dan ombak laut pada bulan tersebut sangat ganas dan mengerikan. Ritual Muang Jong bertujuan untuk memohon perlindungan agar terhindar dari bencana yang akan menimpa, terutama di laut.

  1. Nirok Nanggok

Nirok Nanggok Merupakan acara penangkapan ikan secara massal yang masih dilaksanakan oleh masyarakat Desa Kembiri di bagian Selatan Pulau Belitung. Acara ini hanya diadakan pada musim kemarau panjang antara bulan September s.d Oktober. Alat yang digunakan berupa “Tirok dan Tanggok”. Tirok : Sebuah tongkat kayu yang dibagian pangkalnya dipasang mata tombak tanpa penyangga (ruit) terbuat dari Besi. Tanggok : Sebuah wadah terbuat dari rotan yang dijalin, digunakan untuk menanggok (menangkap) ikan.

Ritual ini merupakan wujud kearifan lokal dalam melestarikan ekosistem sungai karena penangkapan ikan dilakukan di sungai yang telah ditentukan dan diatur oleh dukun air. Budaya Nirok Nanggok merupakan atraksi wisata budaya yang cukup diminati dan ditunggu – tunggu masyarakat Belitung, hal ini dibuktikan dengan ramainya masyarakat dari seluruh Belitung yang ikut berbondong-bondong untuk menyaksikan perayaan Nirok Nanggok di Desa Kembiri, Kecamatan Membalong.

  1. Dul Mulok

Dul Mulok merupakan seni pertunjukkan berupa seni peran masyarakat Belitung yang masih dilestarikan hingga saat ini, terutama oleh masyarakat Kembiri yang bernaung dalam Sanggar Tiang Balai. Kesenian Dul Mulok berawal dari Tok Juhek yang sering bersyair, dan syair tersebut dituliskan oleh beliau dan menjadi sebuah drama. Pertunjukkan kesenian ini diawali oleh Tok Juhek yang mengumpulkan kerabat dan tetangganya dan menyampaikan tentang drama tersebut dan disambut antusias sehingga muncul keinginan untuk melatih masyarakat untuk dapat memainkan drama tersebut. Nama Dul Mulok diambil dari nama syair pertama yang dipentaskan yaitu kisah tentang Abdul Mulok. Dalam penampilannya, kesenian Dul Mulok menyuguhkan cerita ringan tentang kehidupan masyarakat yang dibumbui dengan komedi. Penampilan Dul Mulok diiringi alat musik seperti gendang atau gong panjang (satu buah), biola atau piul (satu buah). Sementara itu untuk pakaian yang dikenakan para pemain Dul Mulok ini adalah pakaian tradisional berupa sarung serta peci untuk pemain pria, dan kebaya untuk pemain wanita. Saat pertunjukan dimulai, para pemain Dul Mulok ini akan saling melontarkan dialog-dialog komedi atau lawakan yang disertai beberapa ekspresi yang membuat penonton tertawa. Dul Mulok masih aktif dimainkan Sanggar Tiang Balai, Kembiri setiap satu minggu sekali. Pertunjukkan ini juga sering ikut memeriahkan acara Maras Taun hingga menjadi penampil dalam acara pernikahan di Belitung.

  1. Rumah Adat Belitung

Belitung memiliki rumah adat yang dikenal dengan nama Rumah Panggung. Rumah Adat Belitung menjadi salah satu tujuan wisata yang terletak di sebelah Kantor Bupati Belitung yang dibangun diatas tanah seluas 500 meter2.  Rumah Panggung dibuat dengan mengutamakan filosofi kesederhanaan, sehingga memanfaatkan material kayu sebagai bahan utamanya. Tidak hanya itu saja, rumah ini juga dibuat dengan berbagai bahan yang berasal dari alam seperti bambu, dedaunan, akar hingga alang-alang untuk bagian atapnya yang bisa bertahan untuk digunakan dalam waktu yang lama. Selain itu, Rumah Panggung juga memiliki banyak jendela, hal ini dilakukan agar banyak cahaya dan udara masuk ke rumah, mengingat cuaca Belitung yang cukup panas. Masuk kedalam rumah adat, kalian akan disuguhi dengan ornamen-ornamen khas Belitung, seperti lemari kayu yang berisikan pakaian adat pengantin kancing lima, kamar tidur pengantin yang dihias dengan unik, serta hamparan tikar lais khas Belitung yang menutupi hampir seluruh lantai di ruangan utamanya. Keunikan lain dari rumah adat Belitung adalah, tidak adanya sekat sekat didalam rumah sehingga memberikan kesan yang lapang dari rumah ini. Bagi yang suka berwisata budaya, Rumah Adat Belitung fix harus masuk list tujuan wisata kamu sih!

  1. Makan Bedulang

Makan Bedulang merupakan adat istiadat masyarakat Belitung berupa menikmati hidangan makanan yang disajikan di dalam dulang yaitu alat tradisional berbentuk bulat untuk membawa makanan dalam jumlah yang banyak. Dulang biasanya dilengkapi “Mentudong” yaitu kerajinan tangan tradisional yang terbuat dari daun lais (sejenis pandan hutan) yang berfungsi untuk menutup dulang, agar terhindar dari debu atau lalat. Biasanya, didalam dulang terdapat 4 hingga 6 piring kecil lauk, yang ditengah-tengahnya seringkali diidentikkan dengan makanan berkuah. Dalam 1 dulang makanan, biasanya dinikmati oleh 4 orang yang duduk berhadapan mengelilingi dulang. Makan bedulang mencerminkan keterikatan erat antara sistem sosial dan ekologi pulau Belitung. Filosofinya adalah rasa kebersamaan dan saling menghargai antar anggota masyakat. Makan bedulang masih sangat sering dilakukan masyarakat Belitung dalam kesehariannya, perayaan hari keagamaan, perayaan acara tradisional, serta perayaan pernikahan. Untuk kalian yang berliburan ke Belitung, kalian dapat menikmati sensasi makan bedulang dengan partner liburanmu di beberapa restoran tradisional seperti Belitong Timpo Duluk, serta beberapa objek wisata dan desa wisata yang juga menyediakan paket Makan Bedulang loh.

Nah itu tadi beberapa kebudayaan Belitung yang bisa menjadi alternatif kalian untuk dapat menikmati wisata budaya yang ada di Belitung. Memilih agen travel yang tepat, dapat memudahkan kamu dalam merencanakan liburan idealmu, sehingga liburan kamu bisa makin maksimal dan berkesan.